Harga Pangan Kedelai Meningkat, Robby : Kaltim Masih Aman
Samarinda, biwara.co – Kenaikan harga pangan berbahan dasar kedelai seperti tahu dan tempe menjadi masalah yang tidak bisa dihindarkan karena adanya sejumlah faktor yang memengaruhi secara langsung dari pasar internasional.
Kenaikan harga tersebut di pengaruhi oleh import dari Amerika Latin yang turun hingga 50 persen, serta peningkatan permintaan kedelai di China yang juga meningkat.
”Sebenarnya kedelai ini aman, yang penting ada stoknya. Kalo soal harga memang naik dari sana juga di negara importnya itu juga mengalami peningkatan dan ada juga yang turun hingga 50persen,” ucap HM Yadi Robyan Noor Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kaltim. Rabu (4/03/2022).
Saat ini permintaan kedelai di sejumlah negara memang tinggi. Robby sapaan akrabnya, mengingatkan bahwa kenaikan harga karena tingginya permintaan suplai merupakan hukum pasar apalagi 90 persen kebutuhan tersebut berasal dari luar wilayah Kaltim.
“Kalau permintaan tinggi pasti harga naik. Sementara kita kalau Menteri Perdagangan memang 90 persen dari luar. Jadi kenaikan harga tahu tempe karena memang suplainya sedikit,” ungkapnya.
Namun ditegaskannya, jika melihat ketersediaan pasok di Kaltim masih cukup aman untuk terus dilakukan produksi tahu dan tempe meski ukurannya berbeda dari sebelumnya.
“Untuk gejolak saat ini di Kaltim dinilai masih aman saja. Hanya memang ukurannya sedikit mengecil. Tapi kita tetap mencoba mempertahankan harganya agar bergerak di antara Rp 11.000 dan Rp 13.000,” tegasnya optimis.
Begitupun dengan harga LPG, untuk harga LPG subsidi Robby memastikan tidak berubah, sementara untuk LPG 12Kg dan 5Kg memang mengalami kenaikan.
”Gak usah khawatir, karena grand produk itu di minta juga secara internasional, tapi untuk yang subsidi harganya tetap,” pungkasnya.(*)
Penulis : Cyn