Dimana Bupati Kukar Edi Damansyah, mengatakan kegiatan ini sebagai temporer, maksudnya ialah operasi pasar ini sebagai kegiatan yang situasional, dimana pemerintah harus memastikan ketersediaan barang atau pangan ada, serta daya beli masyarakat juga terjangkau.
“Makanya ini pasar murah namanya, tapi sekali lagi ini kondisi temporer dalam situasional,” ujarnya.
Dia menyampaikan, bahwa alokasi kegiatan tersebut dari 2 persen dana transfer yang dimiliki Kukar. “Iya, Kita dalam program kegiatan semua daerah karena itu kebijakan nasional, maka ada pengalokasian pembiayaan seperti itu,” ungkap Edi.
Namun, kata Edi, pihaknya telah mengarahkan kepada tim inflasi Kukar, 2 persen dana tersebut tidak boleh dipergunakan dengan sembarangan.
“Artinya kita harus bekerja berbasis kepada data, potensi kecamatan, misalnya kita mensubsidi biaya transportasi, seperti gas tiga 3 kilo, supaya dia sampai ke Tabang, atau dia sampai ke Kembang Janggut, itu harus tepat siapa yang menerima subsidi biaya transportasi ini, karena kebanyakan itu yang jaga toko misalkan di kembang janggut saya paham karena saya sering kesana, yang punya toko juga akan pulang balik ambil gas ke Samarinda, itu contohnya,” jelasnya.
Dengan begitu, subsidi dapat sampai kepada sasaran yang dituju, maka tidak boleh lagi melalui asosiasi, jadi menurutnya, data itu sangat penting.
“Jadi misalnya kita juga bicara transportasi pangan, jadi kita harus fokus dan tepat sasaran yang berkaitan penggunaan dana 2 persen, dengan juga berkaitan dengan pengendalian inflasi,” tegas Edi.
Untuk tingkat inflasi yang dimiliki Kukar, Edi mengungkapkan bahwa masih dalam batas terkendali, begitupun pada umumnya di Kaltim.
Sehubungan dengan itu, Gubernur Kaltim Isran Noor yang juga mengunjungi kegiatan pasar murah itu, menyampaikan bahwa ini menjadi salah satu upaya dalam pengendalian inflasi.
“Jadi dilaksanakan lah pasar murah, operasi pasar, itu salah satu saja, dan yang lain pasti banyak caranya, seperti distribusi kemudian produsen, nah itu salah satunya,” ucapnya.
Untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan dengan suplai barang, kata Isran, inflasi harus terjadi, namun dapat terkontrol dengan baik.
Untuk 10 kabupaten/ kota yang ada di Kaltim, Isran menghimbau, untuk segera memonitor kondisi suplai barang, kebutuhan barang yang diperlukan.
“Terutama komuditi-komuditi yang dapat mempengaruhi inflasi, produksi barangnya. Sebab intensitas inflasi si Kaltim, agak bagus, jadi kita secara nasional berkelas lah, bukan kelas inflasinya tinggi tidak, maksudnya dapat terkendali. Sebab kita rata-rata antara 4,5 sampai 5,2 rate nya, masih bagus,” pungkasnya. (Cyn/Adv/KominfoKukar)