1

Soal Penanganan Inflasi, Nidya Listyono Minta Pemprov Kaltim Tak Hanya Beri BLT

Samarinda, biwara.co – Pengendalian inflasi oleh Pemprov Kaltim diminta tak hanya berupa program Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat, namun juga berfokus menangani sejumlah jalan rusak yang ada di Kaltim.

Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Nidya Listiyono, pasalnya menilai jalan rusak yang menjadi akses komoditas barang dan jasa di Bumi Mulawarman ini mempengaruhi perputaran perekonomian dalam daerah.

Tiyo sapaan politikus asal Partai Golkar itu menyebutkan, menurutnya jika infrastruktur jalan rusak maka dipastikan harga bahan pokok penting (Bapokting) dan komoditas lainnya pun akan semakin mahal, khususnya di daerah Kaltim.

Tio memaparkan, selama beberapa bulan terakhir ini seluruh negara secara global memang mengalami kenaikan inflasi yang cukup signifikan. Pun Kaltim tengah menghadapi hal serupa. Angka inflasi mencapai sekitar 4,76 persen, membuat pemprov perlu berupaya keras untuk tetap mengendalikan dan menurunkan angka inflasi.

Selain itu, Tio mengakui dirinya juga sempat bertemu dengan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kaltim, Sri Wahyuni baru-baru ini, membahas terkait penanganan inflasi di Kaltim.

“Pemerintah Provinsi telah menyalurkan beberapa bantuan. Seperti bantuan langsung tunai kepada masyarakat Kaltim dan bantuan kepada UMKM,” ungkapnya kepada awak media.

Meski demikian, Tio tegaskan ulang bahwa yang menjadi perhatiannya adalah infrastruktur jalan yang kondisinya terhitung cukup parah.

“Pengadaan bahan-bahan makanan hari ini, kita masih mendatangkan dari luar. Kita meminta kepada Pemprov, jalan diperbaiki agar harga distribusi makanan kita lebih murah. Kalau rusak, pasti lebih mahal,” paparnya, Jumat (7/11/2022).

Akan hal tersebut, Tiyo juga mengimbau masyarakat Kaltim untuk tidak ‘panic buying’ ketika item-item Bapokting mengalami kenaikkan. Jangan sampai, kata dia, seperti halnya ketika terjadi kelangkaan minyak goreng di Benua Etam.

“Tetap beli seperti biasa saja dan sesuai kebutuhan. Gunakan konsumi yang disesuaikan dan berhemat. Yang tidak perlu, tidak usah dulu,” pungkasnya. (Nyi/Adv/DprdKaltim)