Samarinda, biwara.co – Dampak pandemi covid-19, membuat angka kemiskinan di Kaltim meningkat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Kaltim pada 2019 mencapai di 5,94 persen.
Kemudian, pada 2020 sebesar 6,10 persen dan tahun 2021 sebesar 6,54 persen. Kendati demikian, angka tersebut masih di bawah rata-rata nasional untuk tahun 2021, yakni 9,71 persen.
Dari data itu juga, disebutkan, wilayah yang memiliki persentase kemiskinan ekstrem terbanyak berada di Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
Hal ini menjadi atensi Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Rusman Ya’qub. Ia mengakui, kondisi ini patut disayangkan dan perlu menjadi refleksi oleh DPRD Kaltim maupun Pemprov Kaltim.
“Sangat disayangkan. Dari luar, Kaltim terkenal kaya tapi masih ada masyarakat yang berkategori miskin ekstrem. Mestinya, ini menjadi tamparan bagi kita semua. Pemprov Kaltim dan DPRD Kaltim, termasuk saya tertampar sesungguhnya,” kata Rusman kepada awak media, Kamis (10/11/2022).
Menurut Rusman, adanya masyarakat tergolong miskin ekstrem dinilai Rusman menandakan bentuk kealpaan seluruh pihak. Politisi PPP itu berharap, pemprov segera mungkin menghapus kemiskinan ekstrem ini melalui program-program yang tepat sasaran, dengan berbasis dari data penduduk.
“Berdasarkan data penduduk. Di mana wilayahnya, langsung ditembak. Jangan bikin program tapi tidak tahu yang ditembak siapa. Nanti malah yang kena bukan yang miskin,” tandasnya. (Nyi/Adv/DprdKaltim)