Gelar Sosbang, Ananda Emira Moeis Ajak Generasi Muda Jaga NKRI

image_pdfimage_print

Samarinda, biwara.co – Untuk memastikan nilai-nilai kebangsaan tetap terjaga dalam diri generasi muda, maka pemerintah berupaya untuk terus mengingatkan dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan pada masyarakat Indonesia, dengan melaksanakan sosialisasi Wawasan Kebangsaan (sosbang) yang digelar oleh seluruh anggota DPRD provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di daerah pilihannya (dapil) masing-masing.

Sosbang yang kembali digelar anggota komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Ananda Emira Moeis, kali ini terlaksana di jalan Purwobinangun, Kelurahan Makroman, Kecamatan Sambutan, pada Minggu (5/03/2023).

Ananda sapaan akrabnya, menyampaikan pembekalan dan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya empat konsensus kebangsaan, yang perlu dipahami, serta diketahui oleh warga. Bertujuan untuk memberikan pendidikan kebangsaan, untuk menanamkan nilai-nilai cinta akan tanah air dan negara Republik Indonesia (RI).

Ananda juga mengungkapkan apresiasi setinggi-tingginya kepada warga yang hadir, dalam kegiatan Sosbang hari ini. “Biasanya warga yang hadir hanya sekitar 100 orang tapi hari ini di Makroman menyentuh kurang lebih 200 orang, ini luar biasa,” ucapnya.

Perempuan kelahiran Jakarta tersebut berharap bahwa kegiatan Sosialisasi Kebangsaan menjadi sangat penting untuk disebarluaskan ke masyarakat.

“Inilah yang menjadi tugas wakil rakyat, menjadi bagian dalam menjaga NKRI dengan terus mensosialisasikan tentang bagaimana mencintai bangsa ini,” ucapnya.

Sekretaris DPD PDI Perjuangan Kaltim itu, mengungkapkan bahwa Sosialisasi Wawasan Kebangsaan terdiri dari Empat Konsensus. Konsensus tersebut adalah Pancasila, UUD 1946, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal ini lah, yang menurutnya harus ditanamkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Sebab empat konsensus ini bertujuan untuk memperkuat rasa cinta dan kebanggaan kepada tanah air, bangsa dan negara Indonesia.

Untuk itu, agar dapat dipahami dengan baik oleh warga, Ananda menghadirkan narasumber yakni dari Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Kaltim Eko Santoso dan Ketua DPD Repdem Kaltim Ronal Stephen.

Eko Santoso mengungkapkan, bahwa materi yang disampaikannya kali ini adalah terkait Kaltim sebagai Indonesia mini. Sebab, selama ini dan sudah terkenal di mana-mana semua suku dan bangsa di Nusantara ada di Kaltim.

Hingga, sampai saat ini, menurutnya telah mampu menjaga kerukunan, harmoni, hidup bersama dengan semboyan dimana bumi dipijak disitu langit di junjung.

“Dan ini sudah diamanahkan oleh para pendahulu kita sehingga pancasila ini bisa dijalankan di Kaltim dengan baik. Dan ini menjadi contoh dan itu luar biasa,” ucap Eko saat diwawancarai media usai kegiatan Sosbang.

Dirinya, melanjutkan salah satu pertimbangan pemerintah pusat untuk menunjuk Kaltim sebagai wilayah tempat berpindahnya ibu kota salah satunya karena selama ini Kaltim bisa membangun kedamaian, bisa membangun ketentraman.

Sehingga siapapun yang akan datang ke Kaltim dia akan hidup tenang akan bisa berusaha dengan baik karena rakyatnya juga bisa menerima.

“Sepanjang saling menghargai saling menghormati, baik yang pendatang dan yang ada disini. Jadi seperti itu dan ini harus dipertahankan karena biar bagaimana pun Kaltim adalah bagian dari IKN,” ucapnya.

Selain itu dia juga mengingatkan jikalau ancaman kebangsaan secara nasional saat ini salahnya satunya adalah narkoba.

Kemudian teknologi informasi yang menyebabkan setiap orang bisa menerima informasi dari apa saja dari negara luar. Tidak dibatasi lagi oleh ruang dan waktu.

“Nah sekarang tinggal bagaimana kita membangun bangsa ini tetap teguh pada ideologi kita yaitu pancasila. Karena dari sekian banyak informasi itu ada banyak juga yang berkaitan dengan orang yang menawarkan ideologi lain kepada bangsa Indonesia,” ucapnya.

Jikalau anak-anak tidak mengerti bangsanya, tidak mengerti ideologi bangsanya dan lebih tau ideologi bangsa lain.

Hal ini yang berbahaya dan harus ditangkal sedini mungkin. Karena semenjak Reformasi tahun 1998 hingga sekarang dengan tidak adanya P4, setidaknya dengan pertambahan jumlah penduduk dihitung sekitar 97 juta anak Indonesia itu kurang bahkan tidak mendapatkan literasi tentang pancasila dan kebangsaan.

“Dan kita bersyukur pemerintah sekarang sudah menyadari hal itu dan sejak 5-10 tahun terakhir kita sudah mulai melakukan wawasan kebangsaan lagi. Kita gugah kembali mereka yang lupa, kita gugah kembali agar mereka sadar bahwa kita ini berbangsa satu, bertanah air satu, berbahasa satu dengan dasar negara Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945,” ucapnya.

Sementara itu Ketua RT 23 Suprianto mengucapkan terima kasih atas kehadiran Anggota DPRD Kaltim Ananda Emira Moeis ditempat mereka.

Sebab, selain mendapatkan materi wawasan kebangsaan, warganya juga bisa bertatap langsung dengan wakil rakyat mereka. “Semoga kegiatan Sosbang ini bermanfaat warga kami,” tutupnya.(*)
(Cyn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *