Tidak Tersentuh Listrik dan Akses Internet, Agiel Suwarno Singgung Kekayaan Bumi Kutai Timur
Kutim, biwara.co – Di tengah pesatnya arus informasi dan teknologi yang membutuhkan akses internet, masih banyak kabupaten di Kalimantan Timur yang tidak tersentuh jaringan internet bahkan aliran listrik.
Agiel Suwarno, Anggota DPRD Kaltim, buka suara menyoal ketimpangan akses Internet dan keterbatasan listrik khususnya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dalam lingkup Kalimantan Timur.
“Mestinya sudah tidak ada lagi daerah yang terisolir dengan jaringan Internet. Ternyata di sana, wilayah 3T Kaltim, masih ada beberapa desa yang tidak terjangkau internet,” kata Agiel, Selasa (24/10/2023).
Keprihatinan Agiel Suwarno bukan tanpa alasan. Kutai Timur selaku kabupaten penyumbang produk domestik regional bruto di Indonesia malah tidak memiliki jaringan internet dan listrik yang memadai.
Padahal, bisa dikatakan bahwa Kutai Timur merupakan salah satu kabupaten terkaya di Indonesia.
Kutai Timur harusnya tidak disebut sebagai daerah tertinggal, sebab hadir sejumlah perusahaan besar sebagai objek vital nasional yang beroperasi di daerah tersebut. Sebut saja PT KPC, PT GAM, Indexim, dan beberapa industri pabrik semen lainnya.
Seharusnya perusahaan- perusahaan besar tersebut membantu pemerintah daerah dalam pengadaan akses internet dan sumber listrik yang memadai bagi masyarakat di wilayah operasional mereka.
Tak hanya menyumbang sejumlah devisa negara, namun secara luas wilayah hutan Kalimantan yang masih alami turut menyumbang kredit karbon terbesar.
Sangat disayangkan bila listrik tidak tersalurkan secara merata bahkan ke daerah pedalaman Kaltim yang selalu digaungkan kaya hasil bumi dan hutannya.
“Kaltim juga penyumbang devisa kredit karbon terbesar karena masih banyak hutan alami. Tapi, listrik di Kaltim belum dinikmati sempurna,” keluh Agiel.
Politisi partai banteng itu meminta agar pemerintah provinsi terus berkoordinasi dengan PLN selaku pihak terkait yang memasok sumber listrik, agar tidak ada lagi ketimpangan akses listrik di Kaltim.
“Kami berharap pada 2024 PLN sudah bangun semua dan nyala listrik di sana. Itu harapan masyarakat di sana ketika saya pulang ke dapil,” ujar Agiel.
Di lain waktu, anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Ekti Imanuel telah mengusulkan 10.000 sambungan listrik baru untuk tahun 2024.
Target utama sambungan listrik baru ialah rumah warga di desa-desa tertinggal. Dinas energi dan sumber daya energi (ESDM) bersama PLN berencana melakukan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) komunal sebagai sumber utama tenaga listrik.
“Saat ini memang ada rencana dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim untuk membangun 2.000 sambungan listrik PLTS pada 2024. Tapi, jumlah itu dirasa kurang sehingga perlu ditambah lagi,” ujar Ekti di Samarinda.
Menurut Ekti, program pemanfaatan PLTS Komunal itu harus memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya yang berada di lokasi terpencil dan sulit diakses listrik PLN.
Akses listrik harus merata di seluruh Kalimantan Timur, agar tidak ada kesenjangan dan ketimpangan menerima aliran listrik di daerah terpencil maupun perkotaan. (SR/Adv/DPRDkaltim)