Samsun Sayangkan 100 Hektare Lahan Pertanian di Loa Kulu Belum Tergarap
Kukar, biwara.co – Muhammad Samsun, Wakil Ketua DPRD Kaltim, gelar reses di Jalan Houling Asta Minindo, KM 6, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara pada Jumat (27/10/2023).
Dalam agenda ini, Samsun menyoroti masalah adanya sekitar 100 hektare lahan pertanian yang masih tidur di wilayah Loa Kulu belum tergarap.
“Jujur kondisi ini sangat disayangkan. Ditengah menurunnya produksi hasil pertanian Kaltim, justru masih ada lahan pertanian yang belum dapat tergarap,” kata Samsun.
Politisi PDIP itu menjelaskan masyarakat setempat belum bisa menggarap lahan karena kurangnya dukungan irigasi yang dibutuhkan untuk pengelolaan lahan pertanian.
Untuk itu, Samsun berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak terkait dalam mencari solusi terbaik guna mengatasi permasalahan ini.
Ia berharap pemerintah daerah memberikan perhatian lebih pada isu ini dan memberikan bantuan serta fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat untuk meningkatkan produktivitas pertanian mereka.
“Ini momentum penting dalam memperjuangkan hak-hak petani setempat dan meningkatkan kesejahteraan mereka melalui pengembangan sektor pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan,” jelasnya.
Para petani seringkali menghadapi masalah ketersediaan pupuk yang membuat mereka sulit untuk membuka lahan dan menanam padi.
Akibatnya, gagal panen menjadi ancaman nyata yang berdampak merugikan secara ekonomi.
Situasi ini semakin memprihatinkan karena produktivitas lahan pertanian di Kaltim terus mengalami penurunan dalam beberapa dekade terakhir akibat alih fungsi lahan yang semakin marak. Oleh karena itu, misi Kaltim swasembada beras hanya menjadi angan-angan belaka.
Samsun khawatir jika tidak ada dukungan dari pemerintah terkait irigasi dan ketersediaan pupuk, para petani memilih beralih profesi. Dalam jangka panjang, hal ini tentu akan berdampak negatif pada ketahanan pangan daerah.
Pemerintah perlu memberikan akses mudah dan murah terhadap pupuk dan pengembangan sistem irigasi yang efektif dan ramah lingkungan. Pelatihan teknis juga diperlukan untuk meningkatkan produktivitas petani.
Tujuannya adalah mencapai swasembada beras di Kaltim dan memenuhi kebutuhan hidup petani.
“Selayaknya orang pada umumnya petani juga harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, belum lagi keperluan anak sekolah dan lainnya. Kalau hasil pertanian menjadi tidak maksimal mereka bisa beralih,” tegasnya. (SR/Adv/DPRDkaltim)