Samarinda, biwara.co – Prosesi pelaksanaan Erau Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura di Tenggarong sudah memasuki tahap belimbur yang akan terselenggara pada tanggal 2 Oktober 2022 besok. Mulai dari tahap pembukaan hingga saat ini, penyelenggaraan erau dirasa berjalan lancar.
Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur Ely Hartati Rasyid pun memuji perayaan erau tahun ini yang kiranya berbeda dari tahun sebelumnya. “Kepanitiaannya bagus, terasa sekali erau adatnya dan sakralnya dapat. Mungkin karena terselenggara di museum dan keraton ya,” ucapnya, Jumat (30/9/2022).
Politikus PDI Perjuangan itu meminta agar pemerintah memberikan fasilitas yang baik ketika proses belimbur berlangsung. Misalnya, menyediakan air bersih agar rakyat yang mengikuti proses belimbur tidak menggunakan air kotor atau air comberan.
Permintaan selanjutnya, pemerintah harus memberikan keamanan agar masyarakat tidak merasa takut ketika prosesi belimbur digelar. “Berikan pemahaman pada rakyat bahwa belimbur bukan momen untuk saling membully kawan atau hal lain yang tidak diinginkan,” jelasnya, di Ruang Kerjanya, Kantor DPRD Kaltim, Jalan Teukur Umar, Kota Samarinda.
Politikus PDI Perjuangan ini berharap agar pelaksanaan erau hingga prosesi belimbur bisa terselenggara dengan aman dan lancar. “Mudah-mudahan tertib dan aman sampai akhir. Intinya, keren pelaksanaan erau ini karena melibatkan seluruh anak, cucu dan keluarga besar kesultanan. Itu luar biasa,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Ely benar-benar berharap agar pemerintah bisa menyiapkan air bersih. “Jangan sampai masyarakat mengambil sendiri air itu, melainkan air itu harusnya disediakan. Air belimbur lokasinya juga dilokalisir,” katanya.
Dikatakan Wanita kelahiran Tenggarong itu, erau sudah merasuk pada semua masyarakat Kutai. Sehingga, pelaksanaan belimbur akan berlangsung ramai. “Erau sudah merasuki masyarakat Tenggarong dan sekitarnya. Jadi kalau sudah belimbur itu, semuanya belimbur. Dirumah masing-masing dan setiap RT pun juga belimbur, semoga aman dan tertib,” bebernya.
Perayaan akan benar-benar ramai ketika hari puncak dari kemeriahan Festival Erau. Pada hari itu, terdapat serangkaian ritual yang dimulai sejak pagi hingga sore hari. Salah satu ritual yang disakralkan yaitu mengulur naga.
Pada ritual itu, rombongan utusan Keraton Kutai mengarak sepasang replika naga menggunakan perahu untuk dilepaskan di Kutai Lama, tempat asal muasal legenda sang naga tersebut. “Jadi, puncaknya itu ketika sepasang naga turun, nah saat itu kita belimbur,” ujarnya. (Nn/Adv/DprdKaltim)