Anggota DPRD Kaltim Minta Pemerintah Fokus Pemberdayaan Masyarakat di Daerah Terpencil

image_pdfimage_print

Samarinda, biwara.co –  Anggota DPRD Kaltim, Veridiana Huraq Wang angkat bicara soal 17 titik di provinsi ini yang masuk dalam kategori desa tertinggal.

Menurut Politisi PDI-Perjuangan Kaltim itu, penyelesaian masalah ini merupakan satu proses pemberdayaan masyarakat desa. Untuk itu, demi mendorong pemberdayaan masyarakat perlu adanya stimulan. Sehingga, pembangunan desa tertinggal bisa dilakukan sampai statusnya menjadi desa berkembang dan mandiri.

“Berdaya dalam artian secara energi sudah punya daya survival. Sudah bisa hidup. Tapi bagaimana sumber daya mereka bisa diberdayakan perlu pendorong atau stimulan,” ucap Veridiana, saat diwawancarai awak media di Samarinda, medio Januari 2023 lalu.

Mencermati 17 desa tertinggal di Kaltim pada 2022, Veridiana Huraq Wang mencatat bahwa daerah tersebut masih terisolir. Kebanyakan desa itu dilalui Sungai. Terutama di wilayah Mahakam Ulu.

“Ini kabupaten (Mahulu) baru lahir dengan jumlah penduduk 35 ribu kebanyakan di Long Apari. Desa tertinggal itu di pedalaman, perbatasan dengan Malaysia. Seharusnya bisa dibangun karena menjadi ujung tombak negara,” katanya.

Namun, upaya pembangunan desa di Kaltim juga sangat bergantung kepada politik anggaran. Pihaknya, menurut Veridiana Huraq Wang, bersama anggota legislatif selalu menyuarakan agar bisa melakukan pembangunan di kawasan tertinggal.

“Sayangnya politik anggaran kita mengacu kepada jumlah penduduk. Sementara penduduk Mahulu paling kecil. Jadi sangat tergantung dengan politik aanggaran,” ujar ketua Komisi III DPRD Kaltim itu.

Saat ini, pembangunan infrastruktur jalan dari APBN sudah dilakukan. Meskipun perkembangan pembangunan daerah di kawasan tersebut sangat lambat.

Sehingga tidak seiring dengan perkembangan pembangunan daerah lainnya di Kaltim maupun di Indonesia dengan pelbagai support fasilitas publik lainnya.

“Belum lagi jika berbicara tentang listrik, air bersih, internet. Sementara jaman sekarang cepat sekali perkembangannya,” tutup Veridiana.

Diketahui, data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim, hingga 2020 masih ada 17 desa masuk dalam ketegori tertinggal. Seluruhnya tersebar di empat Kabupaten.

Pada Kabupaten Berau terdapat 1 desa, yaitu Kampung Mapulu di Kecamatan Kelay. Di Kabupaten Kutai Timur ada 2 desa. Yakni Desa Tebangan Lembak di Kecamatan Bengalon dan Desa Mugi Rahayu di Kecamatan Batu Ampar.

Untuk di Kutai Barat ada 6 desa tertinggal. Yaitu Kampung Gerungung, Tanjung Soke, Deraya, dan Lemper di Kecamatan Bongan. Lalu, Kampung Anan Jaya dan Jelmu Sibak di Kecamatan Bentian Besar.

Terakhir di Mahakam Ulu ada 8 desa tertinggal. Yakni, Kampung Wana Pariq dan Tri Pariq Makmur di Kecamatan Long Hubung. Ditambah, Kampung Nyaribungan di Kecamatan Laham. Sementara itu, empat desa lainnya berada di Kecamatan Long Apari. Ialah Kampung Long Penaneh II, Long Penaneh III, Naha Tifab, Naha Silat, dan Kampung Long Apari. (Adv/DprdKaltim/AL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *