Kopi Luwak Khas Prangat Terkenal, DPRD Kaltim Dukung Peningkatan Kualitasnya

image_pdfimage_print

Kukar, biwara.co – Kampung Kopi Luwak di Desa Prangat Baru, Marangkayu, Kukar, mulai dikenal pecinta kopi tidak hanya di Kaltim, tapi juga di Indonesia.

Keunikan kopi luwak Prangat Baru bukan hanya dari berasal dari hasil feses hewan luwak, namun juga merupakan biji kopi yang tumbuh subur di tengah perkebunan karet.

Sejak mendapat dukungan dari pemerintah dan Pertamina, kebun kopi milik Rindoni dibuat menjadi objek wisata untuk menarik minat masyarakat berkunjung.

Rindoni, pemilik Kampung Kopi Luwak, mengatakan setiap harinya selalu ada masyarakat yang berkunjung ke kebun kopi miliknya. Bahkan sebelum kebun kopinya diubah menjadi objek wisata. Warga sekitar penasaran dengan cita rasa kopi luwak Kukar tersebut.

Ia menjual bubuk Kopi Luwak olahannya seharga Rp 210 ribu per kemasan 50 gram, atau mencapai Rp 4,2 juta per kilogram. Harga yang cukup tinggi untuk kopi luwak berkualitas dari Perangat Baru.

Jenis varietas kopi luwak yang tumbuh di Prangat Baru ialah kopi liberika. Secara sporadis, kopi liberika dapat dijumpai di seluruh Kalimantan Timur karena secara letak geografisnya lebih rendah.

Varietas kopi ini tumbuh subur di dataran rendah dengan campuran tanah liat dan pasir.

“Jenis kopi yang saya kembangkan adalah liberika. Total lahan yang ada mencapai sembilan hektare dari jumlah ini baru dua hektar yang saya tanami liberika sedangkan yang tujuh hektare lagi masih dalam pengembangan yang saat ini menunggu proses pembibitan,” kata Rindoni.

Kampung Kopi Luwak ini dapat apresiasi dari Muhammad Samsun, Wakil Ketua DPRD Kaltim, saat kunjungan reses ke pelbagai desa di Kukar.

“Kita patut berbangga, di Kaltim ada kopi luwak yang namanya sudah tersohor di nusantara. Ini menunjukkan petani kita hebat dan mampu menghasilkan produk berkualitas,” kata Samsun, Rabu (25/10/2023).

Ia menyampaikan, kopi luwak yang ditanam di sela-sela pepohonan kebun karet itu memiliki cita rasa khas dan aromatik. Punya cita rasa dan keunikan tersendiri.

“Kopi liberika ini jarang ditemukan di daerah lain. Ini produk unggul dan wajib diberikan perhatian serius dalam pengembangannya. Saya akan menyampaikan aspirasi ini ke pemerintah provinsi dan pusat agar mendapat dukungan lebih,” paparnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *