Kukar Miliki Pesona Indah di Desa Yang Terapung

image_pdfimage_print

Tenggarong, biwara.co – Salah satu desa di Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), memiliki daya Tarik tersendiri. Yaitu pemukiman penduduk yang tanpa memiliki daratan. Banyak Komunitas penjelajah bahkan wisatawan yang hingga saat ini tak henti-hentinya datang silih berganti ke Desa tersebut.

Desa Muara Enggelam yang kali ini ramai disebut sebagai Desa Mueng itu, kini mampu meningkatkan presentase Desa Wisata di Kukar. Desa yang satu ini cukup menarik perhatian dengan keunikannya Desa Mueng biasa di panggil desa terapung sebab posisi rumah warga dibangun tepat diatas aliran Danau Melintang.

Uniknya, akses untuk menuju ke Desa Muara Enggelam ini tidak bisa langsung menggunakan kendaraan darat karena akses terhalang dengan aliran sungai Mahakam dan Danau. Tapi tidak perlu langsung putus asa sebab masyarakat sekitar sudah menyediakan angkutan bagi wisatawan lokal.

Mulanya, untuk menuju ke Desa itu harus melewati sejumlah desa di Kecamatan Muara Muntai, lalu kemudian dilanjutkan ke Desa Muara Enggelam menggunakan perahu ketinting selama 30 menit. Dibawah terik matahari, perjalanan menuju Desa Muara Enggelam ini, mata pun dimanjakan dengan pesona alam serta diiringi campuran suara burung dari berbagai arah.

Desa Muara Enggelam sendiri, terkenal dengan kehidupan masyarakatnya yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan tangkapan di Danau Melintang dan membuat kerupuk dari hasil olahan ikan.

Asniah warga Desa Muara Enggelam mengatakan, kehidupan masyarakat di desa ini rata-rata memang sebagian pembuat kerupuk dari hasil tangkapan ikan. Selain itu, untuk mengisi waktu senggang di sore hari, para ibu rumah tangga di desa tersebut melakukan kegiatan olahraga bersama di gedung serba guna Desa Muara Enggelam.

“Kalau sore hari sudah pada ramai masyarakat disini berkumpul dan berbagai macam kegiatan yang dilaksanakan, salah satunya olahraga yang hampir tiap hari dilakukan di gedung serba guna,” katanya sambil mengolah hasil tangkapan, Sabtu (20/11/2021)

Bunda Lutfi sapaan ibu 3 anak itu, tengah fokus memproduksi banyak hasil tangkapan ikan yang telah diolah lalu kemudian dijual ke sejumah desa lain.

Sementara itu, Ketua Peduli Sungai Samarinda yang sekaligus ikut dalam rombongan para wisatawan lokal, Karni, sangat mengagumi desa yang satu ini. Menurutnya, desa tersebut memiliki keunikan yang luar biasa. Pasalnya, segala aktivitas masyarakat tidak terlepas dengan aliran sungai Mahakam dan Danau Melintang.

“Saya sudah dua kali kesini dan gak pernah bosan, karena ini tempat luar biasa yang ada di Kalimantan Timur. Kalau dikota kita sudah biasa dengar suara motor kalau disini kebanyakan suara perahu atau ketingting,” ungkapnya. (adv/nei)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *