Tenggarong, biwara.co –Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) hingga saat ini masih menjadi primadona wisatawan. Baik wisatawan asing maupun lokal, Kabupaten yang memiliki icon kerajaan tertua di Indonesia itu, dianugrahi isi alam yang berlimpah. Mulai dari bentang garis pantai hingga, isi bumi dan kesuburan tanah juga tak lepas dari karunia yang diberikan untuk kabupaten terkaya di Indonesia itu.
Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Tauhid Ariflianur mengatakan, sektor ekonomi Kukar sudah selayaknya berani untuk perbaharui. Dari pengahasil batu bara dan migas, Pemkab Kukar yakin, terobosan ekonomi di kancah pariwisata tak akan kalah dengan penghasilan batu bara dan migas yang sedari dulu sudah menjadi sumber awal di Kukar.
“Sektor ekonomi baru yaitu wisata, ini pasti akan sangat membantu warga Kukar. Mendatangkan wisatawan bagian dari berkat untuk rakyat,” jelasnya
Dirinya pun yakin, jika semua lokasi pariwisata Kukar sudah terkelola baik, mulai dari akses, fasilitas pendukung hingga sarana penunjang lain maka wadah pariwisata ini bisa membawa berkah. Tak hanya warga di sekitar lokasi wisata, tapi juga pemerintah. Sebab, tempat-tempat plesiran ini menjadi kantong-kantong baru Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan kata lain, Kukar punya sumber ekonomi baru selain industri ekstraktif batu bara dan migas.
“Jika lokasi wisata makin ramai, warga senang, pemerintah juga demikian,” tuturnya.
Dikutip dari intuisi.co, melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kukar, struktur ekonomi Kukar pada 2019 masih didominasi oleh 4 lapangan usaha utama, yaitu pertambangan dan penggalian dengan peranan sebesar 65,4 persen. Dengan perincian 32,3 persen disumbang dari batu bara, 30,4 persen dari migas, pertanian 12,9 persen, konstruksi sebesar 7,5 persen, industri pengolahan sebesar 4,1 persen dan perdagangan 3,6 persen. Sehingga menjadi wajar bila Kukar mencari sumber ekonomi baru. Dan sektor pariwisata begitu menjanjikan.
Begitu juga yang di dapat data dari Deputi Pengembangan Pemasaran I, Regional II, Kementerian Pariwisata yang menyebut demikian.
Bupati Edi Damansyah yang di temui di tempat yang berbeda menjelaskan, selain batu bara dan migas, Kukar memiliki keunggulan lain dari sisi budaya dan alam. Meski di tengah situasi pandemi saat ini, pariwisata tenyata masih bisa menjadi pendongkrak denyut ekonomi yang melemah yang diakibatkan oleh virus COVID-19.
“Ada event tetap di Kukar yang masuk dalam kalender wisata nasional yaitu Erau. Seharusnya ada (Erau) cuma karena pandemik ini, kami tak bisa melaksanakan,” Pungkas Edi. (adv/nei)