Festival ini diawali dengan pawai yang diikuti oleh warga dan dilepas oleh Lurah Baru, Bayu Ramanda Baninugraha. Festival ini menampilkan 17 stan UMKM yang menjual kuliner khas Kutai, seperti binka, sanggar, kue serabi, dan lainnya. Festival ini juga menyelenggarakan berbagai lomba dan hiburan tradisional, seperti olahraga, mewarnai, karaoke, tingkilan, dan tarian.
Festival ini bertujuan untuk melestarikan kuliner, kesenian, dan lomba tradisional Kutai dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Bayu mengapresiasi inisiatif warga RT 6, khususnya di Gang 7 Kelurahan Baru, yang telah menggelar festival ini selama empat tahun berturut-turut. Ia mengatakan bahwa kebudayaan Kutai tidak hanya ada di lingkup kesultana, tetapi juga di masyarakat.
“Kebudayaan Kutai memiliki banyak hal yang menarik dan unik yang perlu diketahui oleh banyak orang,” ujar Bayu.
Bayu juga berterima kasih kepada pemerintah daerah yang telah memberikan bantuan melalui Dinas Pariwisata. Ia berharap festival ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama Kelurahan Baru yang merupakan kelurahan terkecil di Tenggarong.
“Kami ingin festival ini dapat mendorong perputaran ekonomi masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan mereka,” tuturnya.
Ketua Panitia Festival Kampong Kuliner Tradisional ke-4, Ihza, mengatakan bahwa festival ini tidak hanya menyajikan kuliner, kesenian, dan lomba tradisional Kutai, tetapi juga menunjukkan semangat dan kreativitas masyarakat Kutai. Ia berharap festival ini dapat meriah dan bermanfaat bagi para UMKM dan masyarakat setempat.
“Kami ingin menunjukkan bahwa masyarakat Kutai masih memiliki semangat dan kreativitas yang tinggi,” pungkas Ihza. (adv/kominfokukar)