Samarinda, Biwara.co – Wakil Wali Kota Samarinda membenarkan bahwa proses vaksinasi di Kota Samarinda masih sangat rendah.
Hal tersebut ia sampaikan setelah mendengar arahan dari Presiden RI Joko Widodo pada seluruh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di sela kunjungan kerjanya di Kalimantam Timur, Selasa, 24 Agustus 2021 di Lamin Etam Rumah Jabatan Gubernur Kaltim.
Dalam arahannya Presiden Jokowi memberikan beberapa data yang dihimpun terkait Covid – 19 di Kaltim. Salah satunya adalah capaian vaksinasi.
Untuk Kota Samarinda, dari data yang dihimpun hingga 23 Agustus 2021, estimasi stok vaksin baru mencapai 10.750 Dosis. Capaian vaksinasinya terhitung kecil, baru mencapai 22 persen. Sementara itu untuk vaksinasi tertinggi oleh kabupaten Mahakam Ulu dengan presentase 37 persen.
“Capaian vaksinasi kita masih rendah, disebabkan kurangnya ketersediaan vaksin yang terbatas. Dengan stok sekitar 10 ribu dosis, itu dihabiskan dalam hitungan hari,”ungkapnya saat dikonfirmasi Rabu, 25 Agustus 2021.
Dalam arahannya Jokowi meminta kepada pejabat daerah agar memperhatikan tiga hal, yaitu pengurangan indeks mobilitas, pembangunan isolasi terpadu (Isoter), dan percepatan vaksinasi.
“Arahan Pak Presiden tadi wajib kita laksanakan terutama tadi adalah kegiatan – kegiatan pembatasan masih dilakukan. Termasuk sekarang, tidak diperbolehkan masih ada ASN yang melakukan perjalanan dinas. Ini dalam rangka membatasi mobilitas,” terang Rusmadi.
Selain itu Jokowi juga memberi arahan lainnya mengenai Bed Occupancy rate (BOR). Diketahui Kota Samarinda sebagai daerah ketiga yang tingkat BORnya tinggi dengan presentase 62.8 persen.
Sedangkan, pencapaian testing mendapat presentase 49 persen yang hitungannya menjadi urutan ke – 6 tertinggi diantara daerah lainnya.
Mengenai BOR, Rusmadi menjelaskan sebenarnya kota Samarinda telah melakukannya.
“Total bed kita berjumlah 740. Dilaporkan tadi tingkat BOR masih 70 persen, itu untuk rumah sakit saja. Sedangkan untuk puskesmas kemudian Bapelkes itu BORnya 26 persen. Rata – rata kan tempat tidur untuk isoman dan rumah sakit itu 50 persen,” jelasnya.
Pemerintah Kota Samarinda sendiri berperan dalam upaya preventif atau di sektor hulu penanganan Covid – 19. Pihaknya terus membendung supaya masyarakat sehat. Meskipun Kota Samarinda masih berstatus PPKM level 4.
“Mudah – mudahan ini jadi momentum masyarakat mulai menyadari kasus mulai melandai tapi tidak boleh lengah,” Pungkasnya.(*)
Penulis: M Abdul Rachman