Samarinda, Biwara.co – Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Timur meninjau lokasi pembangunan Rumah Sakit Korpri, Selasa (14/09/2021). Agenda tersebut dilaksanakan untuk memastikan proyek pembangunan yang terletak di Jl. Wahid Hasyim I, Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda Utara ini tidak menimbulkan masalah, khususnya banjir.
“Karena kita mendengarkan aspirasi dari masyarakat, keluhan masyarakat bahwa bangunan baru akan memperparah banjir, makanya kami kunjungi pada saat proses awal pematangan lahan ini,” ujar Sarkowi, anggota Komisi III DPRD Provinsi Kaltim.
Menurut Sarkowi, pihaknya di Komisi III sudah meminta agar pembangunan yang tengah berjalan saat ini mempertimbangkan, bahkan mengantisipasi masalah banjir. Terlebih lokasi pembangunan berada di kawasan rawan banjir.
“Secara struktur mereka sudah atur dan mempresentasikan bahwa dia sudah mengukur voleme airnya, sudah ada mitigasinya sehingga tidak akan menyebabkan banjir semakin besar,” jelasnya.
Sementara itu, Erik Hermanus selaku Project Manager pembangunan RS Korpri mengklaim pekerjaan mereka tidak akan memperparah banjir di kawasan tersebut. Untuk itu, kontruksi gedung akan berbentuk panggung.
Dijelaskan Erik, saat ini ketika banjir datang lokasi tergenang, namun tidak menjadi lumpur. Soal lumpur tersebut, katanya hanya di waktu pematangan saja. Selanjutnya, pihaknya akan memakai tanah keras di lapis pertama yang rata dengan jalan.
“Setelah bangun panggung tingginya 120 centimeter dari permukaan jalan,” sambungnya.
Nantinya, pembangunan lantai satu tersebut akan menyisahkan ruang kosong untuk lahan dibawahnya, namun diberikan pembatas. Pihaknya juga akan menyiapkan paralon sebagai media keluar masuk air.
“Ditambah lagi sumur resapan air disekeliling bangunan. Jalannya kami buat dari grass balok, itu resapan semua,” jelasnya.
Senada dengan pihak kontraktor, Rahmat Hidayat selaku Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Kalimantan Timur menjelaskan bahwa proyek tersebut tidak menutup permukaan tanah dengan beton, melainkan dengan grass blok yang menurutnya bagus dalam penyerapan air.
Rahmat menampik bahwa pembangunan RS Korpri ini akan menyebabkan banjir. Justru sebaliknya, nantinya bagian bawah bangunan akan berfungsi menjadi folder air.
“Di bawah bangunan tidak kami tutup, nanti ada bak penampung air hujan, kami kami hitung dengan luasan sekian, kalau hujan deras 6 jam, kira kira airnya itu sekitar 700 meter kubik, sementara daya tampung bak kita itu 1700 meter kubik,” kata Rahmat.
Rahmat menambahkan bahwa air yang nantinya mengalir dibawah bangunan bisa ditampung, dan difungsikan untuk menyiram tanaman. (*)
Penulis: M Abdul Rachman