Salah satunya akses telekomunikasi yang masih belum merata hingga ke pelosok desa. Seperti di Desa Musaping yang dihuni sekitar 100 kepala keluarga.
Kepala Desa Musaping, Muhammad Arsyad mengatakan, selama ini warga desa hidup tanpa signal telekomunikasi.
“Kami benar-benar terisolasi, tanpa signal, tanpa suara,” ujar Arsyad sapaan karibnya, Senin (18/11/2024).
Namun, situasi ini mulai berubah. Pemerintah daerah tengah mempersiapkan pemasangan menara Base Transceiver Station (BTS) untuk membawa sinyal telekomunikasi ke desa tersebut. Langkah ini dinilai penting untuk memperbaiki kondisi komunikasi dan meningkatkan akses informasi.
“Komunikasi itu sangat penting, terutama dalam keadaan darurat dan pendidikan anak-anak kami,” tegas Arsyad.
Bagi warga Musaping, signal bukan sekadar fasilitas, melainkan kunci untuk membuka peluang di berbagai bidang. Rencana pembangunan infrastruktur telekomunikasi ini diharapkan dapat mengubah desa terpencil ini menjadi komunitas yang lebih maju dan terhubung.
“Kami ingin menjadi bagian dari perubahan, bukan hanya sebagai penonton,” tambahnya.
Rencana ini membawa angin segar bagi Desa Musaping. Jika terealisasi, desa ini bisa menjadi contoh bagaimana akses teknologi mampu mengubah kehidupan masyarakat di daerah terpencil. (adv/KominfoKukar)