Ely Hartati Rasyid Sosbang Agar Masyarakat Indonesia Tidak Gampang Di Pecah

Kutai Kartanegara, biwara.co – Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Sosbang) mulai digelar di masing-masing kabupaten/kota se-Kalimantan Timur oleh seluruh anggota DPRD Provinsi Kaltim, dengan tujuan guna mempertegas wawasan empat pilar kebangsaan Republik Indonesia (RI).

Untuk itu, kegiatan Sosbang itu mulai dilaksanakan oleh anggota komisi II DPRD Kaltim Ely Hartati Rasyid, dimana dirinya menggelar Sosialisasi Wawasan tentang Pancasila tersebut, di daerah pemilihan (dapil) nya, Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), pada Jum’at (28/10/2022).

“Juga tujuan di selenggarakan sosialisasi kebangsaan agar masyarakat tetap bersatu dalam satu pemikiran dan sepaham mengenai kebangsaan dalam NKRI,” ucapnya.

Dirinya melanjutkan, agar anak muda bangsa ataupun seluruh warga negara Indonesia tidak mudah untuk dipecah belah oleh paham-paham yang sengaja untuk memecah persatuan bangsa dan merusak kebhinekaan negara Republik Indonesia.

“Agar tidak mudah dipecah belah mengingat sekarang masyarakat kita sangat mudah dipecah belah dengan paham-paham yang memecah persatuan bangsa dan merusak kebhinekaan,” tegas Ely.

Ia mengharapkan pada pelaksanaan Sosbang kedepannya dapat menambah pengetahuan tentang wawasan kebangsaan kepada seluruh masyarakat di Kaltim dan menjauhkan masyarakat Kaltim terlibat dalam kasus radikalisme.

Untuk menjelaskan serta merincikan dengan baik dan benar kepada masyarakat tentang wawasan Pancasila tersebut, Ely mendatangkan dua narasumber yaitu Erwinsyah dosen Unikarta dan Bripka (purn) Suyanto, serta yang memandu kegiatan Sosbang hari ini Edly Rachmadi sebagai moderator.

Sehubungan dengan itu, Erwinsyah menyampaikan dukungannya dengan terlaksananya Sosbang, yang dimana menurutnya, saat ini nilai-nilai Pancasila sudah mulai diabaikan oleh masyarakat.

“Saya sangat mendukung dengan penyelenggaraan sosialisasi kebangsaan dimana sekarang nilai-nilai Pancasila sudah mulai ditinggalkan dan diabaikan oleh masyakarat, serta anak bangsa jaman sekarang,” katanya.

Pengaruh paham-paham yang memecah persatuan dan kesatuan serta kebhinekaan juga menjadi salah satu faktor yang membuat banyak masyarakat gampang untuk di adu domba.

“Ditambah lagi dengan kemajuan dunia teknologi komunikasi seperti medsos yang kerap menyebarkan berita-berita bohong atau hoax juga turut andil dalam tidak diterapkannya Pedoman dan pegangan hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Erwin.

“Karenanya program kerja ini sangat bagus dalam memupuk kembali persatuan dan kesatuan bangsa serta kebhinekaan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (*)

 

Penulis : Cyn