Ely Hartati Rasyid: Sosbang Jadi Upaya Bangun Sikap Bela Negara Bagi Anak Bangsa

Kutai Kartanegara, biwara.co – Kemajuan tekhnologi yang pesat, menjadi wadah atau peluang besar untuk kelompok-kelompok intoleran dan faham-faham radikalisme, untuk memecah belah persatuan bangsa dan negara Indonesia, dengan berita-berita hoax, yang disebarkan melalui internet.

Oleh sebab itu, Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Sosbang) kembali digelar oleh anggota DPRD provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Ely Hartati Rasyid, untuk memberikan motivasi dan menyampaikan kepada anak bangsa, agar dapat menjaga serta menciptakan sikap bela negara dalam diri mereka.

Dimana, Sosbang kali ini, terlaksana di Desa Bakungan kecamatan Loa Kulu, pada Senin (28/11/2022). Yang mana, Ely juga menghadirkan, dua narasumber yaitu Habib Abdul Kodir Al Hasni dan Muhiddin, M.Hum, untuk menjelaskan lebih rinci tentang wawasan kebangsaan, yang dipandu oleh moderator Edly Racmadi.

Di era sekarang, dengan kemajuan tekhnologi dan jangkauan informasi yang sangat luas, membuat banyaknya berita atau isu-isu hoax yang dapat memecah belah bangsa.

Untuk itu, Ely menyampaikan, antusiasnya dengan program Sosbang yang digelar DPRD Kaltim ini, agar dapat memberikan pemahaman kepada anak bangsa untuk tidak terprovokasi oleh faham-faham radikalisme, yang dapat memecah belah bangsa.

“Sangat antuasias dengan program kerja ini, karena sangat penting untuk sekarang ini di era kemajuan tehnologi yang luar biasa,isu-isu dan berita-berita hoax yang tersebar melalui internet dan media social, ditambah lagi dengan penyebaran faham-faham radikalisme dan intoleran kelompok-kelompok masyarakat yang dapat memecah persatuan dan kebangsaan,” ujarnya.

Dirinya, berharap bahwa kegiatan ini bisa memberikan motivasi dan daya dorong yang besar kepada generasi muda agar bisa menjadi generasi yang tangguh dan berkualitas yang siap menerima estafet kepemimpinan dari pemimpin saat ini guna membangun generasi yang lebih maju dan sejahtera.

“Diharapkan sosialisasi ini dapat menumbuhkan jiwa nasionalis dan dan pacasilais masyarakat yang sudah mulai meninggalkan pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tukasnya.

Ditempat yang sama Habib Abdul Qodir Al Hasni, menyampaikan bahwa dirinya adalah mantan anggota legislatif dari orde baru hingga era reformasi. Untuk itu, dimana menurutnya, NKRI adalah harga mati, tidak bisa ditawar lagi, dan tidak boleh ada yang memecah belah ke bhinnekaan bangsa Indonesia.

“NKRI adalah harga mati dan tidak bisa ditawar lagi, dan tidak boleh ada yang memecah belah ke bhinekaan bangsa Indonesia yang membuat negara-negara lain di dunia iri akan persatuan bangsa Indonesia dengan kebhinekaannya,” tegasnya.

“Jangan sampai itu dirusak oleh faham-faham yang merusak. Toleransi harus tetap dijaga,” lanjut Habib Abdul Qodir Al Hasni yang juga seorang akademisi sebelum dirinya pensiun.

Dirinya, juga menambahkan bahwa pancasila sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran agama manapun.

Sependapat, dengan Habib Qodir, Muhiddin dosen di universitas Kutai Kartanegara (Kukar), dia menambahkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sudah dirumuskan sedemikian rupa oleh tokoh-tokoh Negara dan pemuka agama dari berbagai agama yang di akui di Indonesia dan masukkan. Sehingga, ia menegaskan bahwa NKRI adalah harga mati.

“Masyarakat hendaknya hidup berpegang dengan pedoman pancasila sebagai dasar Negara kita, dimana sangat miris melihat generasi sekarang yang sangat tidak pancasilais dan lebih mementingkan kepentingan individu dan golongan di atas kepentingan umum,” tandasnya.(*)

 

Penulis : Cyn